LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Perancangan
2.1.1
Pengertian
Perancangan
Menurut Hanif Al Fatta (2007:24), dalam bukunya
yang berjudul “Analisis dan Perancangan sistem Informasi” menyebutkan bahwa :
“desain sistem diartika sebagai menjelaskan
dengan detail bagaimana bagian-bagian dari sistem informasi di implementasikan”.
Berdasarkan definisi perancangan tersebut, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa perancangan merupakan kemampuan untuk membuat
beberapa alternatif pemecahan masalah.
2.2 Konsep Dasar Sistem
2.2.1
Pengertian
Sistem
Menurut
Hanif Al Fatta (2007:3), dalam bukunya yang berjudul “Analisis dan Perancangan
sistem Informasi” menyebutkan bahwa : definisi sistem berkembang sesuai konteks dimana pengertian sistem itu
digunakan. Berikut beberapa definisi sistem secara umum :
“kumpulan
dari bagian-bagian yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama”.
Pengertian sistem yang
selanjut nya yaitu :
“ sekumpulan objek-objek yang
saling berelasi dan berinteraksi serta hubungan antara objek bisa dilihat
sebagai satu kesatuan yang dirancang untuk mencapai tujuan”
Dari definisi sistem yang
dipaparkan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan dari
bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling terintegrasi satu dengan yang
lainnya untuk mencapai suatu tujuan yang sama.
2.2.2
Karakteristik Sistem
Untuk memahami
atau mengembangkan suatu sistem, maka perlu membedakan unsur-unsur yang
membentuknya. Berikut adalah karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu
sistem degan sistem yang lainya. (Hanif Al Fatta, Analisis & Perancngan
Sistem Informasi :2007) :
1.
Batasan
(boundary) : penggambaran dari suatu elemen
atau unsur mana yang termasuk di dalam sistem dan mana yang diluar sistem
2.
Lingkungan
(environment) : segala sesuatu di luar sistem, lingkungan yang menyediakan
asumsi, kendala, dan input terhadap suatu sistem.
3.
Masukan
(input) : sumber daya (data, bahan
baku, peralatan, energi) dari lingkungan yang dikonsumsi dan dimanupulasi oleh
suatu sistem.
4.
Keluaran
(output) : sumber daya atau produk
(infomasi, laporan, dokumen, tampilan layer computer, barang jadi) yang
disediakan untuk lingkungan sistem oleh kegiatan dalam suatu sistem.
5.
Komponen
(component) : kegiatan-kegiatan atau
prosees dalam suatu sistem yang menginformasikan input menjadi bentuk setengah jadi (output). Komponen ini bisa merupakan subsistem dari sebuah sistem.
6.
Penghubung
(interface) : tempat dimana komponen
atau sistem dan lingkungan nya bertemu atau berinteraksi.
7.
Penyimpanan
(storage) : area yang dikuasai dan digunakan untuk penyimpanan sementara dan tetap
dari informasi, energi, bahan baku, dan sebagai nya.
Penyimpanan
merupakan suatu media penyangga di antara komponen tersebut bekerja dengan
berbagai tingkatan yang ada dan memungkinkan komponen yang berada dari berbagai
data yang sama.
2.2.3 Klasifikasi Sistem
Adapun klasifikasi dari sistem
terdapat beberapa macam, yaitu seperti pandangan Atin Hafidiah dan Sumartaya
Dasa (2003:27), sistem dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak
(Abstract System) dan sistem fisik (Physical System).
Sistem abstrak adalah sistem
yang berupa pemikiran yang tidak nampak secara fisik (Sistem Teologi yang
merupakan suatu sistem yang menggambarkan hubungan Tuhan dengan Manusia).
Sedangkan sistem fisik adalah
sistem yang dapat dilihat secara fisik, sehingga setiap makhluk dapat
melihatnya (Sistem komputer, Sistem Akuntansi, dll).
2. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human
Made System).
Sistem alamiah adalah sistem
yang terjadi melalui proses alam dalam artian tidak dibuat manusia (Sistem Tata
Surya, Sistem Galaxi dll).
Sedangkan sistem buatan
manusia adalah sistem yang dirancang manusia yang melibatkan interaksi antara
manusia dengan mesin disebut human machine
system (contoh Sistem Informasi).
3. Sistem Tertentu (Deterministic System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistic System).
Sistem tertentu beroperasi
dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi bagian-bagiannya
dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan
(contoh : Sistem Komputer).
Sedangkan sistem propabilistik
adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena
mengandung unsur probabilitas. (Contoh : Sistem Manusia).
4. Sistem sederhana, kompleks dan sangat
kompleks.
Klasifikasi ini didasarkan
atas banyaknya subsistem dan hubungan yang terjadi diantara subsistem yang ada
pada sistem sederhana, memiliki subsistem yang sedikit dengan hubungan yang
sederhana.
Sedangkan sistem yang kompleks
memiliki subsistem dan hubungan yang lebih banyak dibandingkan dengan sistem
yang sederhana.
Begitupun dengan sistem yang
sangat kompleks memiliki subsistem dan hubungan yang lebih banyak daripada
subsistem kompleks dan sederhana.
5. Sistem Terbuka (Open System) dan Sistem Tertutup (Close System).
Sistem tertutup merupakan
sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan sistem luarnya.
Sistem ini bekerja secara
otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis
sistem tersebut ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar
tertutup, yang ada hanyalah relatively
closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup).
Sedangkan sistem Terbuka
adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Lebih
spesifik dikenal juga yang disebut dengan sistem terotomasi.
2.3
Konsep Dasar Informasi
2.3.1
Pengertian Informasi Informasi
Inkdnkmskcksncsdccscsdcd Informasi
..........Menurut Azhar Susanto (2004:46), dalam bukunya
yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi” mendefinisikan informasi sebagai
berikut :
“informasi adalah hasil pengolahan data yang
memberikan arti dan manfaat”.
Menurut Jogianto (2004:8), dalam bukunya yang
berjudul “Analisis dan Desain Sistem Informasi” bahwa:
“informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk
yang lebih berguna bagi yang menerimanya”.
Berdasarkan penjelasan di atas penulis
dapat menyimpulkan bahwa informasi adalah serangkaian data yang telah
terorganisasi yang mempunyai sifat sementara, tergantung dengan waktu, dan
manfaat bagi penerimanya.
2.3.2 Kualitas Informasi
Menurut Jogiyanto (2000:30),
bahwa mutu informasi merupakan salah satu hal yang pokok yang menentukan
ketepatan keputusan yang dibuat.
Suatu informasi dapat berharga dan berguna jika memenuhi beberapa
kriteria sebagai berikut :
1. Informasi harus akurat, sehingga mendukung
pihak manajemen dalam mengambil keputusan.
2. Informasi harus relevan, benar-benar
terasa manfaatnya bagi yang membutuhkan.
3. Informasi harus tepat waktu, sehingga tidak
ada keterlambatan pada saat dibutuhkan.
4. Suatu informasi dikatakan bernilai bila
manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi
tersebut.
2.4
Konsep
Dasar Sistem Informasi
2.4.1
Pengertian
Sistem Informasi
Menurut Hanif Al Fatta (2007:14), dalam bukunya
yang berjudul “Analisis dan Perancangan sistem Informasi” menyebutkan bahwa :
“sistem dengan komponen-komponen yang bekerja
untuk mengolah data menjadi informasi”.
Menurut Azhar Susanto (2004:55), dalam bukunya
yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi Konsep dan Pengembangan Berbasis
Komputer” menjelaskan bahwa :
“Sistem
Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik pisik maupun non-pisik yang
saling berhubungan satu sama lain dan bekerjasama secara harmonis untuk satu tujuan
yaitu mengolah data menjadi informasi yang berarti dan berguna”.
Menurut definisi tersebut penulis dapat
menyimpulkan bahwa sistem informasi itu adalah kumpulan dari komponen-komponen
yang saling bekerjasama secara harmonis untuk bertujuan menyajikan informasi
yang bermanfaat.
2.5
Konsep
Dasar Penjualan Online
2.5.1 Pengertian penjualan
Menurut Henry Simamora (2000:24), dalam buku
“Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis” menyatakan bahwa :
“Pendapatan lazim dalam
perusahaan dan merupakan jumlah kotor yang dibebankan kepada
pelanggan atas barang dan jasa”.
Menurut Chairul Marom (2002:28), dalam buku “Sistem Akuntansi Perusahaan Dagang” menyatakan bahwa :
“Penjualan
barang dagangan sebagai usaha pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara
teratur”.
Berdasarkan
pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah persetujuan
kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual menawarkan suatu
produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah uang sebagai alat ukur
produk tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati.
Penjualan dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1.
Penjualan
kredit, yaitu penjualan yang pembayaran dilakukan di kemudian hari dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan setelah barang diterima oleh customer. Penjualan kredit inilah yang menimbulkan piutang dagang,
sehingga penjualan tidak dapat dipisahkan dari timbulnya piutang usaha.
2.
Penjualan
tunai, yaitu penjualan yang pembayarannya dilakukan secara langsung saat
terjadinya transaksi.
2.5.2
Pengertian Online
Menurut Duwi Priyatno (2009:9) Online adalah
”Keadaan dimana suatu
perangkat seperti komputer terhubung ke jaringan internet”.
Maka dapat disimpulkan Online,
berarti sedang menggunakan jaringan atau terhubung dengan jaringan sehingga
bisa saling berkomunikasi.
2.5.3
Pengertian Penjualan Online
Menurut Laudon & Laudon (1998), E-Commerce adalah
“Suatu proses membeli
dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan
ke perusahaan dengan komputer sebagai perantara transaksi bisnis”.
Maka secara
umum dapat disimpulkan bahwa,
pengertian dari E-commerce ialah
suatu kegiatan transaksi bisnis/perdagangan, yang proses transaksinya dilakukan
melalui media internet/online.
2.6
Konsep
Dasar Internet
2.6.1 Pengertian Internet
Menurut Robert J. Verzello yang
diterjemahkan oleh Jogiyanto HM (1998:23) Internet
adalah :
“Suatu jaringan komputer global yang terbentuk dari
jaringan-jaringan komputer lokal dan regional, dengan adanya jaringan ini
memungkinkan komunikasi data antar komputer-komputer yang terhubung ke jaringan
tersebut”.
Menurut Febrian (2005) didalam bukunya yang
berjudul “Menggunakan Internet”
mengatakan bahwa internet merupakan
:
“Tempat terhubungnya berbagai mesin komputer yang
mengolah sebuah informasi di dalam dunia komputer tersebut, baik berupa server,
komputer pribadi, handphone, komputer genggam, PDA, dan yang lainnya”.
Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian internet adalah Seluruh jaringan yang saling terhubung
satu sama lain.
2.6.2 Pengertian World Wide Web
Menurut Sidik dan Pohan (2005) didalam bukunya
yang berjudul “Pemrograman Web dengan
HTML” menyatakan bahwa :
“World Wide
Web (WWW) atau yang lebih dikenal dengan sebutan web merupakan salah satu layanan yang di dapat oleh seorang pemakai
komputer yang terhubung ke dalam sebuah internet”.
Menurut Febrian (2004) didalam bukunya yang
berjudul “Pengetahuan Komputer dan Teknologi Informasi” menyatakan bahwa :
“World Wide Web (WWW) merupakan sebuah
sistem dimana informasi dalam sebuah bentuk teks, gambar, suara, dan lainnya
dipresentasikan dalam bentuk hypertext dan dapat diakses oleh perangkat lunak
yang disebut sebagai browser”.
Maka dapat disimpulkan bahwa WWW merupakan
fasilitas internet yang
menghubungkan setiap dokumen dalam lingkup lokal maupun jarak jauh, dokumen web
itu sendiri disebut dengn Web Page dan link dalam sebuah Web yang menyebabkan user dapat pindah dari satu page ke page lain (hypertext),
baik antara page yang disimpan
dalam server yang sama maupun server di seluruh dunia.
2.6.3 Istilah Internet
2.6.3.1 HTML
(Hypertext Markup Language)
Menurut Sidik dan Pohan (2005), di dalam bukunya
yang berjudul “Pemrograman Web
dengan HTML” menyatakan bahwa :
“HTML merupakan
kependekan dari Hyper Text Markup Language,
yaitu file text murni yang dapat dibuat dengan editor teks sembarang, dokumen
ini sendiri dikenal sebagai sebuah web
page. Dokumen HTML merupakan
sebuah dokumen yang disajikan dalam sebuah browser web server.
Dokumen ini pada umumnya berisi informasi atau pun sebuah interface dari sebuah aplikasi di dalam Internet”.
Menurut Sampurna (1996:6), menyatakan bahwa :
“HTML (Hypertext Markup Language) merupakan
suatu script dimana kita bisa menampilkan
informasi dan daya kreasi kita melalui internet
yang mudah untuk dimengerti dibandingkan bahasa pemrograman lainnya, karena
bentuknya itu maka HTML dapat dibaca oleh platform
yang berlainan seperti windows, unix dan lainnya”.
Kesimpulan yang di dapat HTML (Hyper
Text Markup Languange) adalah bahasa pengkodeaan untuk
menghasilkan dokumen-dokumen hypertext untuk
digunakan di World Wide Web.
Dokumen HTML diawali dengan tag
<HTML> dan diakhiri dengan tag
</HTML>, Elemen pada HTML akan
memisah dokumen menjadi dua bagian utama, antara lain :
1.
Elemen <HEAD>………</HEAD>,
Merupakan bagian kepala, tempat untuk menuliskan keterangan mengenai judul
halaman web, nama pengarang dan script atau program kecil.
2.
Elemen
<BODY>………</BODY>, Merupakan bagian badan atau isi, tempat untuk
menuliskan informasi yang akan ditampilkan pada browser.
Gambar 2.1 Tampilan HTML
2.6.3.2 HTTP
(Hypertext Transfer Protocol)
Menurut Turban et al. (2006:680), menyatakan
bahwa :
“HTTP adalah standar komunikasi yang digunakan
untuk mentransfer halaman di bagian
WWW di internet”.
HTTP mendefinisikan bagaimana pesan di format dan dikirim serta tindakan apa
yang perlu diambil oleh web server dan penjelajah (browser) dalam
merespon berbagai perintah.
Menurut Onno, W. Purbo Dan Aang Arif Wahyudi,
(2001:27), menyatakan bahwa :
"Hypertext
Transfer Protocol adalah Bahasa yang terstruktur yang dirancang untuk
menandai dokumen yang dikirim pada internet
dengan mengikuti aturan-aturan penulisan tags”.
Protokol HTTP bersifat request-response, yaitu client
menyampaikan request ke server dan server memberikan response
yang sesuai dengan request tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa HTTP adalah suatu
protokol yang perlu diikuti oleh web browser dalam meminta atau
mengambil suatu dokumen yang disediakan di web server.
2.6.3.3 URL (Uniform Resource Locator)
Menurut Turban, Rainer & Potter. (2006:483),
menyatakan bahwa :
“URL adalah sekumpulan huruf yang mengidentifikasikan suatu alamat dari
sumber yang spesifik dalam suatu web”.
Maka dapat disimpulkan URL adalah string yang memberikan internet address (suatu alamat yang spesifik di internet), dengan tipe URL yang paling
umum adalah “http”.
2.6.3.4 Javascript
Menurut Supono (2006:267), menyatakan
bahwa :
“Javascript adalah bahasa yang memungkinkan sebuah halaman web untuk
memasukkan perintah yang dijalankan oleh web
browser”.
2.6.3.5
PHP (PHP Hypertext Preprocessor)
Menurut Peranginangin (2006), di dalam bukunya
yang berjudul “Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL”
menyatakan bahwa :
“PHP merupakan singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor yang
digunakan sebagai bahasa script server
side dalam sebuah pengembangan Web
yang disisipkan pada sebuah dokumen HTML”.
Menurut Imbar dan Tirta (2007), menyatakan bahwa
:
“PHP merupakan sebuah bahasa pemrograman yang
berbentuk script yang
ditempatkan dalam server dan
diproses di server”.
Hasil dari pengolahan script tersebut akan dikirimkan ke client, tempat pemakai menggunakan browser. Secara khusus, PHP dirancang untuk membentuk sebuah web yang dinamis. Artinya, PHP tersebut
dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini.
Script PHP diawali dengan tag (<?) dan diakhiri dengan tag
(?>), setiap baris perintah / statement
harus diakhiri dengan menggunakan tanda titik koma (;). Umumnya setiap statement dituliskan dalam satu baris.
Gambar 2.2 script PHP yang disisipkan di antara tag-tag HTML
2.7
Pengembangan
Sistem
2.7.1
Analisis PIECES
Untuk mengidentifikasi
masalah, maka harus dilakukan analisis terhadap kinerja, ekonomi, pengendalian,
efisiensi, dan pelayanan atau juga sering disebut dengan analisis pieces.
Adapun pengertian dari analisis pieces sebagai berikut (Hanif Al Fatta,
Analisis & Perancngan Sistem Informasi :2007) :
-
Analisis
Kinerja Sistem ( Performance )
Kinerja adalah suatu kemampuan
sistem dalam menyelesaikan tugas dengan cepat sehingga sasaran dapat segera
tercapai. Kinerja diukur dengan jumlah produksi (throughput) dan waktu yang
digunakan untuk menyesuaikan perpindahan pekerjaan (response time).
-
Analisis
Informasi ( Information )
Informasi merupakan hal
penting karena dengan informasi tersebut pihak manajemen (marketing) dan user
dapat melakukan langkah selanjutnya.
-
Analisis
Ekonomi ( Economy )
Pemanfaatan biaya yang
digunakan dari pemanfaatan informasi. Peningkatan terhadap kebutuhan ekonomis
mempengaruhi pengendalian biaya dan peningkatan manfaat.
-
Analisis
Pengendalian ( Control )
Analisis ini digunakan untuk
membandingkan sistem yang dianalisa berdasarkan pada segi ketepatan waktu,
kemudahan akses, dan ketelitian data yang diproses.
-
Analisis
Efisiensi ( Efficiency )
Efisiensi berhubungan dengan
bagaimana sumber tersebut dapat digunakan secara optimal. Operasi pada suatu
perusahaan dikatakan efisien atau tidak biasanya didasarkan pada tugas dan
tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan.
-
Analisis
Pelayanan ( Service )
Peningkatan pelayanan
memperlihatkan kategori yang beragam. Proyek yang dipilih merupakan peningkatan
pelayanan yang lebih baik bagi manajemen (marketing), user dan bagian lain yang
merupakan simbol kualitas dari suatu sistem informasi.
2.8
Alat
Bantu Pengembangan Sistem
2.8.1
Unified Modeling Language (UML)
M. Shalahuddin & Rosa A. S. (2008:47) dalam
bukunya yang berjudul “Analisis dan Desain Sistem Informasi” menyebutkan bahwa
: UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah
sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung.
Muncullah sebuah standarisasi bahasa pemodelan
untuk pembangunan perangkat lunak yang dibangun dengan menggunakan teknik
pemrograman berorientasi objek, yaitu Unified Modeling Language (UML).
2.8.2
Tujuan UML
Tujuan UML antara lain :
1.
Memberikan model
yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan dan
saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
2.
Memberikan
bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahas pemrograman dan proses
rekayasa.
3.
Menyatukan
praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.
Untuk membuat suatu model, UML memiliki diagram grafis sebagai berikut :
a.
Class
Diagram
b.
Object Diagram
c.
Use case diagram
d.
Sequence
Diagram
e.
Collaboration
Diagram
f.
Statechart Diagram
g.
Activity Diagram
h.
Component
Diagram
i.
Diployment
Diagram
A. Class Diagram
Diagram kelas atau class
diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas
yang akan dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut
atribut dan metode atau operasi.
-
Atribut
merupakan variabel-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas
-
Operasi
atau metode adalah fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas
Simbol-simbol
yang digunakan untuk pembuatan class diagram dapat dilihat
pada tabel 2.1 sebagai
berikut:
Tabel 2.1 Simbol-simbol Class Diagram
Simbol
|
Keterangan
|
package
|
package merupakan sebuah bungkusan dari satu
atau lebih kelas
|
kelas
|
kelas pada struktur sistem
|
antarmuka / interface
|
sama dengan konsep interface
dalam pemrograman berorientasi objek
|
asosiasi / association
|
relasi antar kelas dengan
makna umum, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity
|
asosiasi berarah / directed
association
|
relasi antar kelas dengan
makna kelas yang satu digunakan oleh kelas yang lain, asosiasi biasanya juga
disertai dengan multiplicity
|
Generalisasi
|
relasi antar kelas dengan
makna generalisasi-spesialisasi (umum khusus)
|
kebergantungan / dependency
|
relasi antar kelas dengan
makna kebergantungan antar kelas
|
agregasi / aggregation
|
relasi antar kelas dengan
makna semua-bagian (whole-part)
|
B. Object Diagram
Diagram objek menggambarkan struktur sistem dari segi penamaan objek dan jalannya objek dalam sistem. Pada diagram
objek harus dipastikan semua kelas yang sudah didefinisikan pada diagram kelas
harus dipakai objeknya, karena jika tidak, pendefinisian kelas itu tidak dapat dipertanggung
jawabkan.
C. Use case Diagram
Use case atau diagram use case merupakan
pemodelan untuk kelakukan (behavior) sistem
informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan
sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan
dibuat. Secara kasar, use case digunakan
untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan
siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.
Simbol-simbol yang digunakan
untuk pembuatan usecase diagram dapat dilihat pada
tabel 2.2 sebagai berikut:
Tabel 2.2 Simbol-simbol Use case Diagram
Simbol
|
Deskripsi
|
||||||||||||
Use
Case
|
Fungsionalitas yang disediakan
sistem sebagai unit-unit
yang saling bertukar
pesan anatar unit atau
aktor, biasanya
dinyatakan dengan menggunakan
kata kerja di awal frase nama use case.
|
||||||||||||
Aktor
/ Actor
|
Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi
dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan
dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari
aktor adalah gambar dari orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang.
Baiasanya dinyatakan menggunakan kata benda diawal frase nama.
|
||||||||||||
Asosiasi
/ association
|
Komunikasi antara aktor dan use case yang
berpartisipasi pada use case atau use case memiliki interaksi dengan aktor.
|
||||||||||||
Ekstensi / Extend
|
Relasi use case
tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan dapat berdiri
sendiri walau tanpa use case tambahan itu, mirip dengan prinsip inheritance pada pemrograman
berorientasi objek, biasanya use case tambahan memiliki nama depan yang sama
denga use case yang ditambahkan, misal
Arah panah mengarah pada use case yang ditambahkan
|
||||||||||||
Generalisai /
Generalization
|
Hubungan generalisai dan spesialisai (umum-khusus)
anatara dua buah use case dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih
umum dari lainnya, misalnya :
Arah panah mengarah pada use case yang menjadi
generalisasinya (umum)
|
||||||||||||
Menggunakan/ Include/ uses
<<include.>>
|
Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana
uase case yang ditambahkan memerlukan use case ini buat menjalankan fungsinya
atau sebagai syarat dijalankan use case ini
Ada dua sudut pandang yang cukup beasr mengenai
include di use case :
·
Include
berarti use case yang ditambahkan akan selalu di panggil saat use case
tambahan dijalankan, misal pada kasus berikut:
<<include>>
·
Include berarti use case yang di
tambahan akan selalu melakukan pengecekan apakan use case yang akan
ditambahkan telah dijalankan sebelum use case tambahan dijalankan, misal pada
kasus berikut :
<<include>>
Kedua
interpretasi di atas dapat dianut salah satu atau keduanya tergantung pada
pertimbangan dan interpretasi yang dibutuhkan.
|
D. Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case
dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan
dan diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambar Sequence diagram maka harus
diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta
metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu.
Banyaknya Sequence diagram yang harus digambar adalah sebanyak pendefinisian use case yang
memiliki proses sendiri atau yang penting semua use case yang telah
didefinisikan interaksi jalannya pesan sudah dicakup pada Sequence diagram sehingga semakin
banyak use case yang didefinisikan maka Sequence diagram yang harus dibuat juga semakin banyak.
Simbol-simbol yang digunakan
untuk pembuatan sequence diagram
dapat dilihat pada tabel 2.3
sebagai berikut:
Tabel 2.3 Simbol-simbol Sequence
Diagram
Simbol
|
Keterangan
|
Garis hidup / Lifeline
|
Menyatakan kehidupan suatu
objek
|
Objek
|
Menyatakan objek yang
berinteraksi pesan
|
Waktu aktif
|
Menyatakan objek dalam
keadaan aktif dan berinteraksi pesan
|
Pesan tipe create
|
Menyatakan suatu objek
membuat objek yang lain, arah panah mengarah pada objek yang dibuat
|
Pesan tipe call
|
Menyatakan suatu objek memanggil
operasi/metode yang ada pada objek lain atau dirinya sendiri
|
Pesan tipe send
|
Menyatakan bahwa sutu objek mengirimkan
data/masukan/informasi ke objek lainnya, arah panah mengarah pada objek yang
dikirimi
|
Pesan tipe return
|
Menyatakan bahwa suatu objek
yang telah menjalankan suatu operasi atau metode menghasilkan
suatu kembalian ke ojek
tertentu, arah panah mengarah pada objek yang menerima kembalian
|
Pesan tipe destroy
|
Menyatakan suatu objek mengakhiri
hidup objek yang lain, arah panah mengarah pada objek yang diakhiri,
sebaiknya jika ada create maka ada destroy
|
E. Collaboration Diagram
Collaboration
Diagram mengelompokkan message
pada kumpulan diagram sequence
menjadi sebuah diagram. Dalam diagram kolaborasi yang dituliskan adalah
operasi/metode yang dijalankan antara objek yang satu dan objek lainnya secara
keseluruhan, oleh karena itu dapat diambil dari jalannya interaksi pada semua
diagram sekuen. Penomororan metode dapat dilakukan berdasarkan urutan
dijalankannnya metode/operasi diantara objek yang satu dengan objek lainnya atau objek itu sendiri.
F.
Statechart Diagram
Statechart Diagram menunjukkan kondisi yang dapat dialami
atau terjadi pada sebuah objek sehingga setiap objek memiliki sebuah diagram
status. Diagram status diadopsi dari penggambaran kondisi mesin status (state machine) yang menggambarkan status
apa saja yang dialami oleh mesin, misalnya mesin pembelian kopi dengan uang
koin.
G. Activity Diagram
Diagram aktivitas atau activity
diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktifitas dari sebuah sistem
atau proses bisnis. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram
aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi
aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.
Simbol-simbol yang digunakan
untuk pembuatan activity diagram
dapat dilihat pada tabel 2.4
sebagai berikut:
Tabel 2.4 Simbol-simbol Activity Diagram
Simbol
|
Deskripsi
|
|||
Status awal
|
Status awal aktivitas sistem, sebuah diagram
aktivitas memiliki sebuah status awal
|
|||
Aktivitas
|
Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas
biasanya di awali dengan kata kerja
|
|||
Percabangan / desicion
|
Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan
aktivitas lebih dari satu
|
|||
Penggabungan / join
|
Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas digabungkan menjadi satu
|
|||
Status akhir
|
Status akhir yang dilakukan sistem, sebuah diagram
aktivitas memiliki sebuah status akhir.
|
H. Component
Diagram
Diagram komponen atau component diagram dibuat untuk menunjukkan organisasi
dan ketergantungan diantara kumpulan komponen dalam sebuah sistem. Diagram
komponen fokus pada komponen sistem yang dibutuhkan dan ada di dalam sistem.
I.
Diployment Diagram
Diagram deployment atau deployment diagram menunjukkan
konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi.
2.9
Metode
Pengembangan Sistem
2.9.1 Metode Waterfall
Hal mendasar dalam Pengembangan Sistem menurut
Jogiyanto (2000 : 37) yaitu penganalisa sistem yang merupakan bagian dari tim
yang berfungsi mengembangkan sistem yang memiliki daya guna tinggi dan memenuhi
kebutuhan pemakai akhir.
Dibawah ini adalah gambar tahapan model waterfall yaitu :
Gambar 2.3 Metode Waterfall
Tahapan – tahapan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1.
Sistem engineering
Yaitu bertujuan untuk mengetahui ruang lingkup
permasalahan yang muncul dan mendefinisikannya secara rinci, kemudian menetukan
tujuan pembuatan sistem serta mengidentifikasi kendala – kendalanya.
2.
Analisys
Yaitu tahap penganalisisan permasalahan secara
lebih mendalam dengan menyusun suatu studi kelayakan untuk mengetahui apakah
sistem layak untuk dibangun atau tidak.
3.
Design (Desain/Perancangan)
Yaitu merancang sistem sesuai dengan teknik dan
metode perancangan sistem yang digunakan dengan mengindahkan pemahaman sistem
sebelumnya dan kriteria – kriteria sistem yang akan dibangun. Dengan cara
menampilkan kedalam Diagram Kontek, Data Flow iagram (Diagram Aliran
Data), Entity Reationship Diagram, Struktur tabel, dan Struktur menu.
4.
Coding (Pemrograman)
Yaitu tahap penterjemah data/pemecahan masalah
software yang telah dirancang kedalam bahasa pemrograman yang telah
ditentukan..
5.
Testing (Pengujian)
Yaitu tahap uji coba sistem yang telah disusun
untuk memastikan bahwa sistem tersebut sudah benar sesuai karakteristik yang
ditetapkan dan tidak ada kesalahan – kesalahan yang terkandung didalamnya.
Pengujian ini dimulai dengan membuat suatu uji kasus untuk setiap fungsi pada
perangkat lunak, kemudian dilanjutkan dengan pengujian terhadap modul-modul dan
terakhir
pada tampilan antar muka untuk memastikan tidak
ada kesalahan dan semua berjalan dengan baik dan input yang diberikan hasilnya
sesuai dengan yang diinginkan.
6.
Maintenance (Pemeliharaan)
Yaitu tahap pemeliharaan sistem secara rutin yang
meliputi penataan ulang database, mem - backup dan scanning virus,
dan sebagainya. Pemeliharaan dapat dilakukan jika ada permintaan tambahan
fungsi sesuai dengan keinginan pemakai ataupun adanya pertumbuhan dan
perkembangan baik perangkat lunak maupun perangkat keras.
Posting Komentar
Komentar Lah Dengan Bijak